Buku ini merupakan referensi hasil dari kajian penulis dalam memahami masyarakat dan merefleksikannya untuk mencari pola bagaimana seharusnya ide masyarakat Islam itu dan bagaimana seharunya kita sebagai bagian dari masyarakat Islam berprilaku di tengah perubahan arus zaman dan masyarakat global yang begitu cepat. Pemahaman keislaman penulis terbentuk dari masa kecil dengan belajar mengaji dari orang tua yang berlatar NU (ayah) dan Muhammadiyah (Ibu), belajar agama di bawah bimbingan ajengan Muhammadiyah, lalu di Pesantren Persis 99 Rancabango. Saat kuliah, penulis aktif di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan mulai mengenal pemikiran tokoh-tokoh pembaharu Islam. Terakhir di Finlandia, saat berinteraksi dengan komunitas Muslim internasional dan merenungkan kembali pengalaman beragama dalam konteks masyarakat Barat.
Dari perjalanan tersebut, penulis mengalami transformasi pemikiran dari tradisi turats Islam, bergeser pada pandangan bahwa Islam adalah spirit perjuangan sosial dalam masyarakat majemuk. Namun, saat hidup di Barat, penulis melihat keteraturan, keadilan, dan kemajuan yang dibangun di atas ilmu pengetahuan dan rasionalitas. Ini kontras dengan kondisi negara-negara mayoritas penduduk Muslim. Dari renungan itu, penulis menyimpulkan bahwa masyarakat Islam perlu menjadikan ilmu pengetahuan dan rasionalitas sebagai fondasi kehidupan sosial, bahkan dalam memahami ajaran Islam itu sendiri, sebagaimana di Muhammadiyah yang memperkenalkan epistemologi burhani, sementara beragama menjadi puncak spiritualitas individu dalam hubungannya dengan Sang Pencipta.